unek-unek

Sabtu, 13 Juni 2009

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN

ACARA IV
PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID
( PEMBUKTIAN HUKUM MENDEL I DAN II )




Semester
Genap 2008/2009

Oleh :
Nama : Widdi setiawan
NIM : A1L00090
Rombongan : I

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATURIUM PEMULIAAN TANAMAN
DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2009



ACARA IV PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID
( PEMBUKTIAN HUKUM MENDEL I DAN II )

Judul acara : persilangan monohibrid dan dihibrid ( pembuktian hukum Mendel I dan II )
Tanggal pelaksanaan praktikum : 19 mei 2009
Nama : Widdi setiawan
Rombongan : I
Nama partner :
Nama aisiten jaga :
















I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.

Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi pada keturunannya disebut ilmu keturunan atau genetika. Gregor J. Mendel (1822 - 1884) mempelajari sifat-sifat yang diwariskan dari induk pada keturunannya sehingga ia dikenal sebagai bapak genetika. Dalam percobaannya, Mendel menggunakan tanaman kacang ercis atau kacang kapri (Pisum sativum). Adapun alasan Mendel menggunakan tanaman kacang ercis dalam percobaannya adalah:
1. Memiliki pasangan sifat yang kontras.
2. Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang.
4. Mempunyai daur hidup yang relatif pendek.
5. Menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
Langkah awal yang dilakukan Mendel adalah menentukan galur murni, yaitu sebuah tanaman yang apabila melakukan penyerbukan sendiri selalu menghasilkan keturunan yang sifatnya sama persis dengan sifat induknya, walaupun penyerbukan tersebut dilakukan berulang-ulang kali hasilnya tetap sama. Kemudian Mendel menyilangkan dua individu galur murni yang sama-sama memiliki pasangan sifat yang kontras.Contohnya kapri berbunga merah disilangkan dengan kapri berbunga putih, yang keduanya galur murni. Dari hasil persilangan tersebut, Mendel mengemukakan beberapa kesimpulan yang kemudian disebut Hukum Mendel:
1. Setiap individu hasil persilangan mengandung gamet dari kedua induknya (bersifat diploid = 2n), misalnya induk jantan berwarna merah (MM) dan betina (mm) maka keturunannya memiliki gen Mm.
2. Pada proses pembentukan gamet, gen berpisah secara acak (Hukum Segregasi secara bebas) atau dikenal sebagai Hukum Mendel I. Jadi Mm akan berpisah menjadi dua gamet, yaitu M dan m.
3. Pada proses pembuahan (fertilisasi) gamet akan bertemu secara acak pula (asortasi) atau dikenal sebagai Hukum Mendel II. Dalam kasus di atasgamet M dapat membuahi gamet lainnya,misalnya M atau dapat juga m.

Lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah lalat yang sering sekali dipakai dalam percobaan genetika, bahkan merupakan salah satu faktor penentu bagi perkembangan bidang genetika hingga kini. Ada beberapa pertimbangan utama mengapa lalat Drosophila banyak dipergunakan dalam percobaan genetika yaitu :
1. Mudah didapat
2. Pemeliharaan mudah dan murah
3. Siklus hidup pendek
4. Mudah dibedakan antara yang jantan dan betina
5. Menghasilkan keturunan yang banyak dalam satu siklus hidup
6. Memiliki banyak mutan
7. Jumlah kromosom sedikit
8. Memiliki kromosom raksasa
9. Lalat Drosophila jantan tidak mengalami pindah silang
Pengenalan lalat Drosophila dilakukan dalam beberapa tahapan , yaitu tahapan perkembangan lalat Drosophila dalam satu siklus hidup, membedakan lalat Drosophila normal dengan beberapa mutannya, identifikasi kelamin dan teknik memperlakukan lalat Drosophila untuk suatu percobaan.

Persilangan monohibrida adalah persilangan yang hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Percobaan ini akan diujikan pada lalat drosophila dengan maksud untuk membuktikan hukum Mendel I. setiap makhluk hidup mempunyai sifat untuk mempertahankan spesiesnya baik itu melalui pembiakan generatif maupun vegetatif. Makhluk hidup berkembang baik secara generatif berarti adanya pemisahan gen dan adanya pewarisan sifat dari parental kepada keturunannya yang bersifat kombinasi gen kedua parentalnya. Gen-gen didalam individu diploid merupakan pasangan-pasangan alel dan masing-masing parental mewariskan satu alel kepada keturunannya. Peawrisan sifat dari yang dapat dikenal dari parental kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi dan bersifat konstan









B. Tujuan
1. praktikum dapat mengetahui persilangan dihibrida dan monohibrid
2. praktikum dapat mengetahui dan membuktikan hukum Mendel I dan hukum medel
3. Mengetahui siklus hidup lalat Drosophila melanogaste
4. Mengenal lalat Drosphila melanogaster
5. Mampu mengidentifikasi dan membedakan lalat jantan dan betina
6. .Mengetahui teknik dalam memperlakukan lalat Drosophila melanogaster
7.Mengenal lebih jauh mengenai lalat Drosophila melanogaster





I. TINJAUAN PUSTAKA




Awalnya mendel mempelajari beberapa jenis tumbuhan, namun akhirnya ia memilih tanaman ercis karean tanaman ini ternyata memiliki dua kriteria penting yang mendukung pemikirannya. Yang pertama ada beberapa ciri yang diwariskan berulang kali dari induk tanaman itu kepada generasi selanjutnya. Yang kedua tanaman itu mempunyai mekanisme perbungaan yang dilengkapi pelindung atau mudah untuk melindungi guna mencegah terjadinya pembuahan oleh serbuk sari yang dikehendaki ( Wels, 1991 )
Hukum mendel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hukum medel I dan hukum Mendel II. Hukum mendel I mengatakan bahwa pemisahan gen yang sealel terlihat ketika pembuktikan gamet individu yang memiliki genotype heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Sedangkan hukum mendel II mengatakan bahwa hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet diaman gen alel secara bebas pergi kemasing-maisng kutub ketika meiosis ( Yatim, 1983 )
Untuk pengamtan dihibrid mendel menggunakan tanaman ercis. jikia biji ercis bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru.



II. BAHAN DAN ALAT

A. Pesilangan Monohibrida
1. Bahan
- Biji kedelai
- tanah
-
2. Alat
- seedbox
-label
-cangkul
-kertas
-pena


B. Persilangan Dihibrid
1. Bahan
- lalat drosophila melanogaster
- media kultur
- cholofrom

2. Alat
- botol kulutr
- kuas kecil
- label
- kantong plastik
- gabus penutup
- petridish
- kaca pembesar
- kapas

C. Pengenalan Lalat Drosophila
1. Bahan
- lalat drosophila melanogaster
- cholrofrom
-media kultur
2. Alat
- botol kultur
-kuas kecil
- label
-kantong plastik
- gabus penutup
-petridish
- kaca pembesar
- kapas

















III. PROSEDUR KERJA

A.Persilangan Monohibrid

1. Menanam biji populasi P1, P2, f1 dan F2 pada seedbx berisi tanah
2. Membiarkan biji kedelai tumbuh dan berkecambah
3. Mengamati warna batang yang muncul ( putih atau ungu )
4. Mentabulasikan warna batang biji
5. Melakukan uji X²

B.Pengenalan Lalat Drosophila
1. Melakukan pembiusan terhadap lalat drosophila dengan menggunakan klorofrom yang diteteskan pada kapas
2. Melakukan identifikasi terhadap
- drosophila jantan dan betina
- drosophila normal
- drosophila ebony
- drosophila mata putih

C. Persilangan Monohibrid

1. Memilih 10-20 lalat drosophila dengan dua tanda beda tertentu untuk dikawinkan
2. Setelah tanpak berbentuk pupa ( 6-7 hari setelah dikawinkan )semua induk persilangan harus dibuang sebelum pupa-pupa tersebut menjadi imago
3. Melakukan pengamtan pada keturunan pertamanya ( F1 ). Apa bial terdapat lebih dari satu macam fenotip, persilangan ini tidak dapat diteruskan hingga F1 karna hasil seperti ini menujukkan bahawa betina yang digunakan adalah tidak virgin. Jika hanya terdapat satu macam fenotip maka dilajutkan sampai memperoleh genrasi F2
4. Melakukan pengamamatan pada keturunan F2. bedakan dan hitung seuai dengan fenotipnya
5. Melakukan uji X²
























IV. HASIL PENGAMATAN

A. Persilangan dihibrid
9 : 3 : 3 : 1 X² tabel = 7, 81
kategori


rumus Normal Ebony White Mata putih + tubuh ebony Σ
O
( observasi ) 25 5 10 3 43
E
( harapan ) 9/16 x 43 =
24,19 3/16 x 43 =
8, 06 3/16 x 43 =
8,06 1/16 x 43 = 2,69 43
( O-E )

(25 - 24,19)
= 0,81 (5 - 8,06)
= 8, 60 ( 10 – 8,06 )
= 1,96 ( 3 – 2, 96 )
= 0,31 0
( O-E )²

(0, 81)²
= 0,66 (-3,06)²
= 9,36 (-1,94)²
= 3, 76 (0,31)²
=0,09 13,87
( O-E )²
E

0,66
24,19
=0,02 9,36
8,06
= 1, 16 3,76
8,06
= 0, 47 0,09
2, 69
= 0,03 1,68



0,² 1,16 0,47 0,03 1,68
X² hitung < X² tabel yaitu 1,68 < 7,81 jadi kesimpulannya adalah hipotesis diterima maka keturunan hasil persilangan sesuai dengan perbandingan

B. Monohibrid

3 : 1 X² tabel = 3, 84
kategori


rumus

PUTIH

UNGU

Σ
O
( observasi )
9
64 73
E
( harapan )
¼ x 73 = 28,25 ¾ x 73 = 54, 75 73

|O - E|

( 9-18,5 ) = - 9,25
( 64 -54,75 ) = 9,5
0

| (O-E) | - 1/2

|( 9 - 18,25 )| – 0,5
= 8,75
|( 64- 54,75)|– 0,5
= 8,75
17,5

{ ( O-E)1/2 }²

( 8,75 )² = 76,5625
( 8,75)² = 76,5625
153,125
{ ( O-E )-1/2)²

E
(8,75)² / 18,25 =
4,19
( 8,75)² / 54,75 =
1,39
5,58



4, 19
1,39
5,58

X² hitung > X² Tabel yaitu 5,58 > 3,84 maka hipotesis ditolak

C. Pengenalan lalat drosophila melanogaster

































Keterangan
1. Antena
2. Mata
3. Sayap
4. Kepala
5. Kaki
6. Abdomem peristerior lancip
7. Torax
• Ukuran tubuh lalat betina lebihbesar
• Abdomen betina tidak berpigmen Abdomen posterior betina berujung runcing dan segmen garis hitamtipis Keterangan
1. Antena
2. Kepala
3. Mata
4. Sisir kelamin (sex comb)
5. Sayap
6. Kaki
7. Abdomen peristerior tumpul
8. Torax
• Ukuran tubuh jantan lebih kecil
• Abdomen jantan terlihat berpigmen Abdomen posterior jantan berujung tumpul dan segmen garis hitam


V. PEMBAHASAN

A. Persilangan Monohibrid

Hukum-hukum mendel merupakan prinsip dasar genetika yang terdiri atas 2 hukum yaitu :
1. ) hukum mendel I ( hukum pemisahan mendel – prinsip segregasi hukum pemisahan gen sealel
a. Dalam peristiwa pembentukan sel kelamin ( gamet) pasangan pasangan alela memisah secara bebas
b. Berlaku untuk pembastaran dengan satu sifat beda ( monohibridisasi) baik dominasi maupun intermediet
2 .) hukum mendel II ( hukum kebasan mendel = prisnsip berpasang-pasangan secara bebas )
a. Dalam peristiwa pembentukan gamet, alela-alela mengadakan kombinasi secara bebas sehingga kombinasi sifat-sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam
b. Berlaku untuk pembastaran dengan dua sifat beda ( dihibridisasi ) atau lebih baik dominasi maupun intermediet ( Yatim, 1983 )

Perrcobaan monohibrid kali ini menggunakan kacang kedelai yang di tumbuhkan pada media seedbox berisi tanah yang telah digemburkan dan dibersihkan sebelumnya gar didapat hasil kecambahan yang baik dan disiram secara teratur. kemudian diamatai pertumbuhannya dan kemudian dihitung berapa jumlah kacang kedelai yang berbatang putih dan berapa jumlah kacang kedelai yang berbatang ungu. Hasil pengamatan persilangan monohibrid pada kedelai didapatkan hasil ssebagai berikut : kecambah kedelai yang berwarana putih = 9, kecambah yang berwaran ungu = 64. hasil X² diperoleh kesimpulan hipotesis diterima atau dapat dikatakan bahawa percobaan yang dilakukan mewakili hasil sesungguhnya dilapangan karena X² tabel lebih kecil dari X² hitung yaitu 3,84 < 5,58. dalam percobaan biologi tidak mungkin akan didapatkan data yang segera dapatdipertanggung jawabkan seperti halnya matematika. Berhubung dengan itu adanya penyimpangan ( deviasi ) antara hasil yang didapat dengan hasil yang diharapkan secara teoritis harus dievaluasi ( Suryo, 1994 ) hukum mendel I sangat berhubungan dengan pengamtatan karena hasil pengamtan diperoleh kesimpulan yang sama seperti hukum mendel I
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil praktikum persilangan monohibrid yang menggunakan kacang kedelai antara lain pada penyiapan tanah temapt media tumbuh yang terkadang belum bersih dari akar-akar tanaman, kemudain penggemburan yang kurang sehingga berpengaruh pada pertumbuhan serta penyiraman yang terlalu sedikit sehingga kecambah tidak tumbuh normal dan intensitas penyiraman yang terlalu banyak yang menyebabakan benih busuk dan tumbuh jamur yang menggangu pertumbuhan kecambah. Sehingga dalam penyiraman baiknya melihat kondisi tanah tempat media tumbuh kacang kedelai, bila masih lembab sebaiknya tidak dilakukan penyiraman lagi. Penempatan seedbox yang salah seperti di tempat yang intensitas cahaya mataharinya tinggi atau dengan kata lain tanpa naungan oleh sebab itu peletakan seedbox sebaiknya ditempat yang teduh tetapi tidak lembab. Sehingga pada saat pengamatan dan perhitungan menggunakan chi quare diapatkan hasil yang signifikan.







B. Persilangan Dihibrid

1. ) Pengenalan Lalat Drosophila

Lalat drosophila melanogaster sering digunakan dalam percobaan genetika hal ini dikarenakan beberapa keuntungan atau kelebihan lalat drosophila antara lain
1. ) Mudah dipelihara dalam laboraturium, karean makanannya sangant sederhana dan hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat
2. ) Pada temperatur kamar ( suhu ruangan ) lalat buah ( drososphila melanogaster ) daapt menyelesailkan siklus hidupnya dalam 12 hari
3. ) Jumlahnya di alam bebas sangat banyak
4. ) Menghasilkan keturunan dalam junlah besar
5. ) Jumlah kromosom relative sedikit yaitu 4 pasang kromosom dan memiliki “ giant chromosome” kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah untuk diamati
6. )Memiliki berbagai macam perbedaan keturunan. Lalat drosophila melanogaster ini memiliki beberapa jenis mutan yang dapat di amati dengan perbesaran lemah ( luv )
7. ) Perkembangan siklus hidupnya mudah diamati, karean terjadi diluar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa ( imago)




Metamorfosis pada Drosophila merupakan metamorfosis sempurna yaitu dari telur- larva intsar I, larva intsar II, larva intsar III,-pupa dan imago. Perkembangan dimulai segera setelah terajadi fertilisasi yagn terdiri dari dua periode yaitu :
1. ) Periode embrionik didalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu 24 jam. Dan pada saat inilah larva tidak henti-hentinya untuk makan ( Silvia, 2003 )
2 ) Setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu larva, pupa, dan imago ( fase seksual dengan perkembangan pada sayap) formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa ( Silvia,2003 )

Telur Drosphila berbentuk kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina drosophila dewasa meletakkan telur 50-70 telur perhari atau maksimumnya 400-500 buah dalam 10 hari ( Silvia, 2003 ) . telur Drosophila dilapisi oleh dau lapisan, yang pertama selaput vatelin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat ( khohiron ) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangakai tipis. Khorion mempunyai kulit bagian luar yang sangat keras dari telur tersebut ( Borror, 1992 )
Saat larva Drososphila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikulum menjadi keras berpigmen, tanpa kepala dan sayap yang disebut larva intisar 4. formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap dan kai. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif dan dalam keadaan ini larva berganti menjadi lalat dewasa ( Ashburner, 1985 )
Siklus hidup lalat dewasa Drosophila melanogaster sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya pun belum merentang. Sementara itu lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Walupun banyak sperma yang masuk kedalam mikrophyle yang terdapat pada ujung anterior tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronoleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. ( Borror,1992 ) pertumbuhan siklus hidup Drosophila melanogaster dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
1. ) suhu lingkungan tempat tinggal lalat drosophila

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8- 11 hari dalam kondisi suhu yang ideal yaitu sekitar 25-28 derajat Celsius. Pada suhu rendah hidupnya realtif lama sekitar 18-20 hari.

2 . ) ketersediana makanan

Jumlah telur yang dihasilkan lalat drosophila akan turun bila kekurangan makanan dan larva yang dihasilkan akan kecil. Walupun larva mampu membentuk pupa berukuran kecil tetapi kebanyakan gagal berkembang menjadi lalat dewasa. Bila berhasil menjadi lalat dewasa telur yang dihasilkan alalt dewasa akan sedikit. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina ( Shorrock,1972 )

3. ) tingkat kepadatan botol pemeliharaan ( jika dikembang biakkan oleh manusia )

Botol temapt pemeliharaan sebaiknya jangan disis penuh makanannya ( buah ) dan jumlah populasi lalat jangan berlebihan cukup beberapa pasang. Apabial teralalu padat lalat drosophila akan menghasilkan sedikit telur dan jumlah kematain akan meningkat.

4.) intensitas cahaya m
Lalat buah Drosophila menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang almbat bila gelap








Berikut adalah jenis Drosophila melanogaster dan beberapa mutan yang sering muncul :









Drosophila normal
Lalat Drosophila normal adalah lalat yang Drosphila yang tidak mengalami mutan yang memiliki fenotif dengan karekteristik standar yaitu berbadan kelabu, warna mata merah dan sayap lurus dan panjang.


Kepala lalat buah sebelum dimutasi
Hasil mutasi: Kaki muncul di kepala.



Leg headed flies

Antenanya menyerupai kaki yang berda di atas kepalanya, lalat ini mengalami kerusakan/ cacat/ mutasi pada bagian antenanya.





Eyeles flies
Lalat Drosophila melanogaster ini tidak memiliki mata, lalat ini mengalami mutan dimatanya sehingga lalat tersebut tidak dapat melihat..


Yellow Flies

Lalat Drosophila melanogaster mutan tipe ini mempunyai tubuh yang berwarna kuning akibat adanya mutasi warna.



Curly winged flies
Lalat Drosophila tipe ini memiliki sayap yang keriting , lalat ini memiliki kerusakan yaitu"curly gene."












Lalat Drosophila ini memiliki mata berwarna putih seperti orange-eyed flies, dan memiliki kelainan white gene.

Orange eyed flies
Lalat Drsosophila tipe ini memiliki mata berwarna jingga, lalat ini memiliki kerusakan white gene.


vbd





Ebony
L:alat ini memiliki tubuh yang gelap karena memiliki kerusakan warna. lalat mutan tidak dapat bekerja dengan baik sehinnga tubuhnya berwarna hitam semua.



Short winged files

Lalat Drsosophla mutan tipe ini mempunyai sayap yang pendek sehingga lalat ini tidak dapat terbang,

Mungkin masih banyak lagi mutan dari drosophila yang belum teridentifikasi keberadaanya, hal ini dikarenakan jumlah lalat Drosophila melanogaster di alam sangat banyak maka tidak menutup kemungkinan masih ada mutan yang terajadi dari jumlah yang banyak tersebut

2. ) Persilangan Dihibrid


Hukum mendel II ( hukum kebebasan mendel = prinsip berpasang-pasangan secara bebas ) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas dalam perisitiwa pembentukan gamet, alela-alela mengadakan kombinasi secara bebas sehingga kombinasi sifat-sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam, hukum mendel II berlaku untuk pembastaran dengan dua sifat beda ( dihibridisasi ) baik dominasi maupun intermediet (Yatim, 1983 ) Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes” Atau pengelompokan gen secara bebas
.
Praktikum pengamatan persilangan dihibrid kali ini menggunakan lalat drosophila white dan lalat drsophila ebony menghasilkan keturunan normal sebanyak 25, ebony 5, white 10, mata putih + badan ebony 3.hasil persilangan ini kemudian di uji dengan menggunakan uju chi square ( X² ) yang mendapatkan hasil X² hitung lebih kecil dari X² tabel yaitu 1,68 < 7,81 sehingga hipotesis diterima hasil sesuai dengan hukum mendel II yang mempunyai rasio 9 : 3 : 3 :1

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti, lalat betina yang akan dikawinkan tidak virgin sehingga keturunana yang diharapkan tidak muncul karean sudah dibuahi oleh lalat jantan lain. Oleh karean itu sebaiknya dalam melakukan persilangan lalat white dan ebony harus secepatnya dipisahkan. Sehingga hasil persilangan kedua mutan tersebut sesuai dengan yang diharapkan.













KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
- Persilangan monohibrid adalah persilangan pada suatu organisme yang memiliki satu sifat beda, sedangkan persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki dua sifat beda.
- Hukum Mendel I disebut juga Hukum segregasi atau pemisahan gen sealel yang menghasilkan perbandingan genotip F2 = 1 : 2 : 1. Sedangkan Hukum Mendel II disebut juga Hukum Asortasi atau pengelompokan gen secara bebas yang menghasilkan perbandingan genotip F2 = 9 : 3 : 3 : 1
- mutan lalat drosophila antara lain Leg headed flies, short winged, ebony,
orang eyed flies, curly winged flies, yellow flies, eyes flies,

B. Saran

- kelengkapan alat praktikum dan bahan praktikum lebih di tingkatkan,
seperti penyediaan mutan lalat drosophila.








DAFTAR PUSTAKA



Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratoy Handbook. USA : coldspring Harbour Laboratory Press.
Wels, james R.1991. Dasar-dasar genetika dan pemuliaan tanaman. Jakarta : erlangga
Yatim, wildan.1983.genetika.bandung : tarsito
Borror.J.D,Tripleohorn. 1992. pengenalan pengajaran serangga. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Welsh , James R. 1991. Dasar-dasar genetika dan pemuliaan tanaman. Jakarta : Erlangga
Suryo. 1990. genetika. Yogyakarta : Universitas Gadjah mada Press.
Suryo. 1994. genetika manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Silvia, Triana. 2003. pengaruh pemberian berbagai konsentrasi formaldehida terhadap perkembangan larva drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjajaran
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London : Ginn & company Limited

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kritiknya yang bersifat positif